Koperasi Pemasaran Multi Pihak Pelaku Pariwisata Indonesia
Akta Notaris Yusmarini Ari Setiani, SH.,M.Kn (Palembang) No.01 Tanggal 2 Oktober 2023
Keputusan Menkumham Republik Indonesia No.AHU-0004122.AH.01.29.Tahun 2023
NIB: 1610230087804
NPWP : 50.592.971.1-307.000
NIK : 1671090013026

Koperasi Multi Pihak Pemasaran Pelaku Pariwisata Indonesia (KMP PPI) adalah sebuah koperasi yang memiliki keanggotaan dari berbagai pihak yang berperan dalam sebuah ekosistem pariwisata Indonesia, yaitu:

1. Pihak Pelopor
2. Pihak Pemasok
3. Pihak Pengguna
4. Pihak Investor

KMP PPI pendiriannya diinisiasi dan diinkubasi oleh beberapa pelaku pariwisata di Indonesia, seperti biro perjalanan wisata, hotel, agen perjalanan, restoran, maskapai penerbangan, even organizer dan berbagai jenis usaha lainnya yang terkait dengan industri pariwisata.

Ringkasan Model Bisnis

Koperasi Multi Pihak Pelaku Pariwisata Indonesia (KMP PPI) merupakan platform koperatif yang menyatukan pelaku wisata (seperti penyedia transportasi, akomodasi, pemandu, dan komunitas lokal) dan pengguna jasa dalam satu ekosistem berbasis kepemilikan bersama. Melalui pendekatan kolaboratif, koperasi ini menciptakan nilai dengan mengelola paket wisata yang terintegrasi, menyampaikan nilai melalui koordinasi kualitas layanan lintas anggota, dan menangkap nilai melalui komisi transaksi serta layanan konsultasi yang hasilnya didistribusikan kembali secara adil kepada anggota sesuai kontribusinya. KMP PPI mengusung prinsip pariwisata yang berkelanjutan, transparan, dan berpihak pada kemajuan ekonomi lokal.

1. Identitas

Koperasi Multi Pihak Pelaku Pariwisata Indonesia (KMP PPI)
Membangun Ekosistem Wisata Kolaboratif dan Berkelanjutan di Indonesia

2. Masalah yang Dihadapi

1. Fragmentasi pelaku pariwisata lokal (usaha kecil, komunitas, pemandu, transportasi)
2. Ketergantungan pada platform OTA asing dengan margin besar
3. Minimnya akses pasar langsung bagi pelaku wisata komunitas
4. Kurangnya skema distribusi manfaat yang adil

3. Solusi yang Ditawarkan

KMP PPI sebagai koperasi multi pihak:

1. Menyatukan pelaku wisata dan pengguna dalam satu platform kepemilikan bersama, termasuk juga stakeholder lain seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas sosial yang memiliki peran strategis dalam pengembangan dan pengawasan layanan wisata.
2. Menyediakan sistem reservasi & promosi digital yang dapat digunakan oleh seluruh pihak secara adil dan transparan.
3. Menjamin distribusi keuntungan berdasarkan partisipasi dan kontribusi masing-masing pihak dalam koperasi.
4. Menjadi ruang kolaborasi, inovasi, dan pemberdayaan pelaku wisata lokal dan institusi pendukung.

4. Proposisi Nilai (Value Proposition)

1. Akses langsung ke layanan wisata tanpa perantara mahal
2. Kepemilikan bersama antar pelaku wisata dan konsumen
3. Platform inklusif untuk promosi, pelatihan, dan inovasi wisata
4. Menumbuhkan destinasi wisata berbasis komunitas dan berkelanjutan

5. Model Bisnis

Pendapatan dari:

1. Komisi transaksi wisata
2. Iuran keanggotaan koperasi
3. Layanan promosi & listing digital
4. Pelatihan dan inkubasi pelaku wisata
5. Investasi kolektif proyek pariwisata

6. Target Pasar

1. Wisatawan nusantara dan mancanegara
2. Agen perjalanan lokal
3. UMKM pariwisata dan komunitas desa wisata
4. Pemerintah daerah & lembaga CSR

7. Strategi Go-To-Market

1. Aktivasi komunitas wisata berbasis koperasi
2. Kolaborasi dengan pemda, BUMDes, dan institusi pendidikan
3. Kampanye digital dan keanggotaan inklusif
4. Showcase destinasi dan produk unggulan anggota

8. Keunggulan Kompetitif

1. Berbasis koperasi multi pihak (bukan investor tunggal)
2. Terdesentralisasi, adil, dan partisipatif
3. Fokus pada wisata lokal, sehat, dan berbasis komunitas
4. Fleksibel untuk semua skala pelaku

9. Tim Penggerak

1. Praktisi pariwisata
2. Pelaku koperasi dan ekonomi komunitas
3. Ahli teknologi dan sistem reservasi
4. Fasilitator komunitas dan UMKM

10. Kebutuhan dan Dukungan yang Dicari

1. Dana awal pengembangan platform dan operasional
2. Kemitraan dengan pemerintah daerah dan komunitas
3. Akses ke jaringan wisata dan media
4. Dukungan teknis & pelatihan untuk anggota

11. Penutup: Dampak yang Diharapkan

1. Ekosistem wisata yang adil dan berdaulat
2. Peningkatan ekonomi pelaku wisata lokal
3. Pemberdayaan komunitas dan regenerasi budaya lokal
4. Indonesia sebagai pelopor koperasi wisata kolaboratif